Kurangi Risiko Panas Dalam Saat Berpuasa dengan Cukup Cairan

Panas dalam dapat dialami kapan dan siapa saja, tanpa memandang usia dan cuaca. Hanya saja di bulan Ramadan ini risiko mengalami gejala panas dalam meningkat. Sebab, asupan cairan berkurang terutama di siang hari. Sementara panas dalam dapat disebabkan oleh tidak seimbangnya asupan makanan dan minuman, terutama yang bersifat panas dan dingin.

Dokter spesialis penyakit dalam dari RS St Carolus, dr. Laurentius Aswin Pramono, SpPD, M.Epid menjelaskan, saat puasa tubuh kita akan kekurangan asupan cairan maupun makanan. Kondisi ini akan semakin parah jika saat berbuka puasa kita makan dan minum yang panas dan mengandung banyak minyak.

Untuk mencegah panas dalam saat puasa, dr. Aswin menyarankan untuk memenuhi kebutuhan cairan selama puasa. “Siang hari kita tidak makan atau minum sehingga asupan cairan dimaksimalkan ketika berbuka puasa maupun sahur. Selain air putih, kita bisa minum cairan yang memang dikhususnya buat mencegah panas dalam. Biasanya minuman khusus seperti Larutan Cap Kaki Tiga sudah ditambahkan bahan khusus yang berkhasiat meredakan panas dalam,” jelas dr. Aswin.

Ustazah Mamah Dedeh, pun mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda bahwa puasa itu menyehatkan. Inilah saat bagi tubuh untuk detoksifikasi dengan mengistirahatkan organ tubuh. Mamah Dedeh memberikan tips agar terhindar dari dehidrasi, yaitu berbuka dengan kurma yang sarat gizi kemudian dilanjutkan dengan minum yang cukup. “Saya sudah enam tahun rutin mengonsumsi larutan khusus untuk panas dalam seperti Cap Kaki Tiga. Efeknya merasa selalu segar dan tidak mudah lelah,"kata Mamah Dedeh.

Yuna Eka Kristina, Senior PR Manager PT Kino Indonesia Tbk, menjelaskan, Larutan Cap Kaki Tiga dapat menjadi solusi untuk mencegah panas dalam di bulan puasa. Khasiat Larutan Cap Kaki Tiga sudah terbukti selama puluhan tahun. Larutan Cap Kaki Tiga mengandung Gypsum Fibrosum yang berfungsi mendinginkan tubuh, dan mineral Calcitum yang larut dalam air. Larutan Cap Kaki Tiga dapat dikonsumsi semua kelompok usia, mengingat gejala panas dalam dapat dialami semua orang dari anak-anak sampai orangtua.