02 October 2017

Cegah Panas Dalam Di Musim Pancaroba

Jakarta, 2 Oktober 2017 - Musim pancaroba adalah peralihan dua musim utama di negara tropis, yaitu peralihan antara musim hujan dan kemarau. Musim pancaroba terjadi dua kali selama setahun yaitu peralihan dari musim hujan ke musim kemarau biasanya terjadi pada Maret dan April, dan peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, terjadi pada September-Oktober.

Di musim pancaroba, umumnya terjadi peningkatan kunjungan ke rumah sakit, dengan keluhan pasien adalah batuk pilek dan sedikit demam. Gejala ini, seperti dijelaskan dokter spesialis penyakit dalam, dr. Laurentius Aswin Pramono, SpPD, M.Epid, dari Rumah Sakit Carolus Jakarta, disebut flu musiman atau seasonal influenza. Gejala utama influenza musiman yang paling sering adalah batuk, pilek, dan rasa panas di tubuh meskipun kadang tidak disertai kenaikan suhu tubuh. Tenggorokan juga terasa kering dan sakit untuk menelan.

“Inilah yang oleh masyarakat disebut panas dalam,” papar dr. Aswin dalam acara diskusi bertajuk “Cegah Panas Dalam di Musim Pancaroba” yang diselenggarakan oleh Larutan Cap Kaki Tiga pada hari Senin, 2 Oktober 2017 di Jakarta.

Mereka yang memiliki daya tahan tubuh rendah rentan mengalaminya, termasuk anak-anak, lansia dan penderita penyakit kronis seperti diabetes, pasien pascaoperasi, atau yang memiliki pola makan buruk dan jarang berolahraga.

Kumpulan gejala panas dalam, dalam istilah medis disebut sindrom, dapat terjadi karena perubahan cuaca ekstrem sehingga menyebabkan daya tahan tubuh menurun. Ada faktor yang berperan dalam menghadirkan gejala panas dalam, yaitu faktor eksternal seperti virus dan lingkungan, serta faktor internal berupa daya tahan tubuh.

Perubahan cuaca juga mengubah tekanan udara, suhu dan komposisi udara, menyebabkan kuman dan virus di lingkungan semakin berkembang. Bagi penderita alergi, meningkatnya serbuk sari dan debu di udara dapat memicu gejala alergi yang memperberat flu dan panas dalam.

Panas dalam dapat sembuh tanpa pengobatan, degan dibantu asupan cairan yang cukup. “Sebab cairan sangat penting untuk mengembalikan suhu tubuh kembali ke normal. Hidrasi yang baik akan melancarkan mekanisme dan metabolisme di dalam tubuh, termasuk meningkatkan imunitas tubuh,” jelas dr. Aswin.

Untuk mencegah terkena gejala panas dalam, penting untuk dilakukan pencegahan terutama di masa pancaroba. Pencegahan dilakukan dengan mempersiapkan diri terhadap perubahan cuaca yang sangat ekstrem, seperti memakai baju lebih tebal saat hujan, tidak banyak keluar rumah saat cuaca tidak bersahabat, makan dan minum lebih sering dan lebih banyak, serta banyak minum minuman yang mengandung mineral. Selain itu, pencegahan yang tidak kalah penting adalah berolahraga dan melakukan vaksinasi influenza.

Sementara itu menurut Yuna Eka Kristina, Senior PR Manager PT Kino Indonesia Tbk, Larutan Cap Kaki Tiga dapat menjadi solusi untuk mencegah panas dalam di musim pancaroba, yang sudah terbukti selama puluhan tahun. Dalam setiap kemasan Larutan Cap Kaki Tiga terdapat kandungan Gypsum Fibrosum yang berfungsi mendinginkan tubuh, dan mineral Calcitum yang larut dalam air. “Kedua mineral alami ini sudah digunakan secara turun temurun oleh orang Tiongkok setiap kali panas dalam. Saat ini kedua mineral ini sudah dikemas secara modern dalam Larutan Cap Kaki Tiga yang dapat dikonsumsi seluruh anggota keluarga,” ujar Yuna.

Dr Aswin menambahkan, mineral dan vitamin merupakan kebutuhan mikronutrien tubuh, keduanya berfungsi sebagai katalisator dan profaktor berbagai reaksi kimia dan metabolisme dalam tubuh, termasuk fungsi kekebalan tubuh. “Kalau kebutuhan mineral dan vitamin kita tercukupi, maka daya tahan tubuh meningkat dan kita dapat terhindar dari berbagai penyakit di musim pancaroba yang ekstrem ini. Memang di dalam air putih biasa juga sudah mengandung mineral, tetapi akan lebih baik jika ditambahkan lagi dengan mineral tambahan yang bersumber dari tumbuh-tumbuhan alami, seperti mineral dalam Larutan Cap Kaki Tiga,” jelas Aswin.

Dr. Aswin juga menegaskan bahwa Larutan Cap Kaki Tiga dapat dikonsumsi setiap hari, karena tidak ada istilah overdosis untuk konsumsi cairan yang menyehatkan. Kebutuhan cairan orang sehat sekitar 2 liter sehari atau 8 gelas (250 ml) dalam sehari. “Kelebihan cairan tidak dikenal kecuali untuk pasien gagal ginjal dan gagal jantung. Hanya dua pasien ini yang asupan cairannya perlu dibatasi,” tegasnya.

Aturan konsumsi Larutan Cap Kaki Tiga, menurut Yuna, sudah disesuaikan sesuai kebutuhan harian. Orang dewasa dianjurkan untuk minum 100-200 ml tiga kali sehari. jadi sekitar tiga botol untuk kemasan 200 ml. Kalau kemasan botol 500 ml bisa untuk dua kali minum. Namun jika sudah terhidrasi baik, cukup satu botol sehari, disesuaikan dengan gejala yang dirasakan individu.

Di antara minuman sejenis, Larutan Cap Kaki Tiga adalah pelopor di Indonesia, sudah dibuat sejak 1937 oleh perusahaan asal Singapura, Wen Ken Drug Co (Pte) Ltd. Larutan Cap Kaki Tiga masuk ke Indonesia sejak tahun 1978 dan sejak tahun 2011 hak dagang dimiliki oleh PT Kino Indonesia Tbk.

“Selama itu, formulasinya tidak pernah berubah. Saat ini Larutan Cap Kaki Tiga sudah teregistrasi di Badan POM dan sudah mendapatkan label halal dari MUI,” kata Yuna.

Larutan Cap Kaki Tiga dapat dikonsumsi semua kelompok usia, mengingat gejala panas dalam dapat dialami semua orang dari anak-anak sampai orangtua. Selain rasa original Larutan Cap Kaki Tiga memiliki varian kemasan anak dengan rasa strawberry, orange dan leci.

test

Bebas Pulsa

0800-100-5466

Pulsa Bayar

021-8082-1166

© 2024 PT Kino Indonesia, Tbk. All Rights Reserved

|

Terms & Condition

Privacy Policy